Sinopsis Novel Musafir Cinta
Melanjutkan novel Syahadat Cinta pada trilogi
Makrifat Cinta karya Taufiqurrahman al-Azizy, Iqbal pun pergi
meninggalkan pesantren Tegal Jadin. Namun ia bingung harus pergi kemana. Tidak
mungkin apabila ia harus kembali ke Jakarta. Dan kemudian dengan berkata
Basmalah, ia pun melangkah pergi menjadi seorang musafir…
Ia
pun segera naik bis jurusan Solo-Purwokerto. Namun, ia tetap tidak tahu kemana
tujuannya itu. Di dalam bis, ia melihat seorang perempuan berjilbab. Dan
seorang pemuda pun duduk di sebelahnya. Tak lama kemudian pemuda dan perempuan
itu mulai berkenalan. Iqbal mendengarkan pembicaraan mereka karena memang
jaraknya sangat dekat. Dan tanpa disangka-sangka, mereka kian dekat, bahkan
sang perempuan pun menyandarkan kepalanya kepada sang pemuda itu, padahal
perempuan itu berjilbab. Mereka pun saling berpegangan dan semakin bermesraan.
Wah-wah udah mulai nggak bener nih…
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
Iqbal pun teringat pada sebuah ayat AlQuran yang berbunyi:
“Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh
mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).
QS. An-Nur:26.
Ia
pun teringat akan Aisyah. Ia teringat akan tudingan para sahabatnya bahwa ia
telah berkhalawat dengan Aisyah, tudingan yang menjadi bagian hujjah yang
mengadilinya sehingga dirinya harus meninggalkan Tegal Jadin. Seandainya mereka
ada disini, ingin sekali Iqbal mengatakan kepada mereka semua: inilah
sejati-jatinya khalwat itu. Inilah khalwat itu. Ialah dua insan laki-laki dan
perempuan yang berasik-masyuk seperti kedua orang ini. Inilah makna
“berdua-duaan yang diharamkan” itu. Iqbal pun menangis.
Iqbal
pun berkenalan dengan seorang pemuda yang bernama Anton. Mereka akhirnya
berdiskusi tentang Islam. Ternyata agama Anton adalah Agama Cinta. Wah
macem-macem ajah nih.. namun di akhir diskusi, Iqbal merasa menang.
Dan
tiba-tiba bis pun mogok, mereka semua turun. Iqbal hanya diam saja. Sudah satu
jam ia sholat dan berdoa kepada Allah. Ia kembali teringat akan kesalahan besar
di masa lalunya. Anton pun menegurnya dan ia pun kagum terhadap Iqbal.
Mereka
pun menunggu bis lagi. Iqbal pun melihat segerombolan orang yang sedang
menyanyikan lagu-lagu religi. Namun mereka minum-minuman keras. Saat bis datang
Iqbal memutuskan untuk tetap disini dan berkenalan dengan gerombolan itu.
Setelah
berkenalan, firman meminta uang kepada Iqbal untuk membeli minuman. Parno
(sahabat firman) melarangnya. Akhirnya Iqbal akan memberi uang jika digunakan
untuk hal yang bermanfaat. Iqbal pun menawarkan ingin membelikan mereka dua
buah gitar agar nantinya bisa digunakan untuk ngamen. Ia pun mengeluarkan uang
lima ratus ribu dan memberikannya kepada mereka. Terbelalaklah mereka sebab
mereka tidak membayangkan Iqbal akan mengeluarkan uang sebanyak itu. Kemudian
iqbal pun merasa bahwa mereka mulai ada rasa segan terhadapnya. Iqal pun di
ajak istirahat ke rumah Firman.
Ternyata
firman merupakan orang yang berkecukupan. Ia berubah menjadi “liar” setelah
adiknya diperkosa dan dibunuh. Sejak saat itulah rumah itu penuh kemaksiatan.
Ayah dan ibu Firman pun melihat Iqbal sedang sholat Subuh. Mereka sangat senang
melihat baru kali ini ada sahabat Firman yang paling aneh, yang mendirikan
sholat di rumah mereka. Mereka pun menganggap Iqbal adalah mukjizat dari Allah
untuk merubah kehidupan di rumah mereka. Mereka pun meminta Iqbal untuk tinggal
di rumah mereka. Iqbal menyetujuinya.
Selama
Iqbal tinggal disana, Iqbal memutuskan untuk mengahafal Alquran. Iqbal
memutuskan harus mengahafal tujuh ayat perhari sehingga dalam tiga tahun ia
dapat menghafal Alquran.
Suatu
hari ia berseteru dengan Firman, tentu saja mengenai Islam. Dan Iqbal pun
merasa perkataan Firman ada benarnya. Gawatnya, Iqbal pun mulai ragu akan
Islam, dan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai muslim. Ia pun bingung dan
selalu menangis. Suatu sore dan hujan terus mengguyur, ia pun pergi dan berlari
untuk mencari gereja. Ia pun masuk dan mengadu sebagaimana seorang kristen
melakukan pengakuan.
Kemudian
seorang pendeta bertanya padanya, “ada apa anakku?”.
Iqbal
pun meminta maaf karena telah mengunjungi Rumah Tuhan yang bukan Tuhannya.
Iapun mengatakan bahwa dirinya seorang muslim. Iqbal mengaku tidak sanggup
menemukan Tuhannya. Iqbal pun menceritakan masalahnya. Sang pendeta pun mencoba
membantu mencari Tuhan yang Iqbal cari.
Kemudian
yang tak disangka-sangka, sang pendeta mulai menasihati Iqbal. Sang pendeta
mengatakan bahwa Iqbal telah putus asa. Dan putus asa adalah jalan yang
terkutuk. Sang pendeta pun mencoba untuk meyakinkan Iqbal terhadap Allah,
Tuhannya. Ia pun menyuruh Iqbal untuk meminta ampunan kepada Allah. Iqbal pun
menangis. Iqbal tidak menyangka bahwa ada seorang pendeta yang sedemikian bijak
bestari, luas wawasannya, dan melintas-batas keyakinannya. Ia pun kembali
pulang dengan penuh semangat.
Esoknya,
Indri (kekasih Firman) datang ke rumah Firman. Iqbal yang menemuinya (Orang tua
firman tidak mau menemuinya). Iqbal pun menasihati Indri agar kembali kepada
Allah. Dan secara tidak langsung menasihati Indri agar Indri menjaga
kesuciannya. Indri pun menangis dan pergi dengan berlari. Wah, Iqbal pun merasa
bersalah tentang apa yang dikatakannya kepada Indri. Namun ia tetap yakin bahwa
yang dilakukannya demi kebaikan Indri.
Beberapa
hari kemudian, indri datang kembali dengan wajah cerah. Iqbal berharap indri
tidak terluka akan perkataannya sebelumnya. Indri pun mengajak Iqbal untuk
mencari Firman yang memang sudah beberapa hari tidak pulang sejak berseteru
dengan Iqbal. Setelah mencari dimana-mana, Iqbal merasa capek dan minta
istirahat. Saat mereka istirahat, indri merayunya. Saat itu pun Iqbal
memutuskan untuk pulang.
Sahabat-sahabat
Firman pun datang menemui Iqbal, mereka ternyata menemukan Firman. Mereka
menemukan Firman sedang rebahan di tempat imam mushala. Firman pun digelandang
seperti orang gila. Mereka pun menanyakan apa yang terjadi sebenarnya pada
firman l. Iqbal pun mengambil kesimpulan dan mengatakan bahwa firman sedang
mendekati Allah. Nah, inilah saatnya Iqbal mencoba mengingatkan mereka tentang
Allah. Dan ternyata mereka berniat kembali ke jalan Allah dan meninggalkan
kemaksiatan. Subhanaalah.
Dan
masalah pun kembali muncul. Ternyata Okta dan Indri bertengkar memperebutkan
Iqbal. Iqbal pun takut godaan setan berupa syahwatnya dan berdoa kepada Allah
agar lebih baik mengambil kedua matanya itu.
Suatu
kejadian buruk pun terjadi. Saat iqbal berada di kamar Firman, Indri pun datang
dan masuk ke kamarnya. Indri pun merayunya dan mencoba memeluknya. Iqbal
menolaknya. Saat itulah Firman datang dan melihat mereka berdekatan seperti
itu. Firman marah dan menyuruh Iqbal pergi dari rumahnya. Firman pun menantang
Iqbal di Alun-alun. Firman pun pergi.
Saat
itulah Iqbal mulai mengemasi barang-barangnya. Orang tua firman bingung apa
yang sedang terjadi. Iqbal pun segera mendatangi alun-alun. Ternyata disana ada
Firman dan sahabat-sahabatnya. Firman pun berkelahi dengan Iqbal di hujannya
malam. Dan saat Iqbal terjatuh, Firman menyiramkan semangkuk sambal kemata
Iqbal . Tinjuan bertubi-tubi pun menyebabkan Iqbal tidak sadarkan diri.
Akhirnya
Iqbal pun tersadar, namun Astagfirullah al’adzim, matanya tidak bisa dibuka.
Kemudian sahabat-sahabatnya pun datang. Sahabatnya kini tahu masalah yang
terjadi. mereka pun membenci Firman atas kelakuannya, namun Iqbal meminta agar
mereka tidak membenci Firman.
Suatu
hari, Parno pun memberi tahu bahwa yang terjadi pada firman. Firman menyesali
semua kesalahan di liang kubur dan mencoba bunuh diri. Iqbal pun segera kabur
dari rumah sakit dituntun oleh Parno. Di kuburan banyak orang berkumpul
termasuk para wartawan. Iqbal pun mencoba agar kembali kepada Allah dan masih
ada waktu untuk bertobat. Setelah sekian lama berdialog akhirnya firman pun
sadar dan sejurus kemudian terdengar gemuruh takbir.
Akhirnya
kedua mata Iqbal sembuh. Ia pun membaca judul sebuah koran tentangnya: IQBAL MAULANA
TELAH SEMBUH KEDUA MATANYA. Iqbal pun mulai membimbing sahabat-sahabatnya.
Bahkan Iqbal membentuk sebuah kelompok bersama pengamen lainnya yang bernama
Ashabul Kahfi. Berita akan dirinya pun tersiar di berbagai koran. Antara lain
judul nya yakni MUSAFIR CINTA – SEBUAH PERJALANAN HATI SEORANG IQBAL MAULANA.
Ia pun selalu diwawancarai wartawan.
Ia
pun kini telah hapal Alquran. Ia pun memutuskan untuk kembali ke pesantren
seperti janjinya kepada kyai sepuh untuk mempersunting seorang atau tiga gadis
yakni Zaenab, Pricillia, atau Khaura.
Ia
pun diantar keluarga Firman dan para sahabatnya. Ia pun naik bersama keluarga
Firman, sedangkan sahabatnya naik sebuah minibus yang bertuliskan ROMBONGAN
ASHABUL KAHFI. Iqbal pun merasa sangat senang sekali dan grogi bahwa setelah
tiga tahun ini ia akan bertemu kekasihnya. Selamat tinggal Banjarnegara. Selamat
tinggal Kenangan. Semoga Allah SWT menjadikan Banjarnegara sebagai kota yang
indah dan diberkahi. Amin..
Begitulah
perjalanan Iqbal dalam novel Musafir Cinta yang sebenarnya masih banyak adegan
seru yang tidak kuceritakan…. kalo mau versi lengkapnya beli novelnya, Cuma
Rp38.000 dengan tebal 330 halaman. Dan masih ada kelanjutannya loh di di novel
Makrifat Cinta (episode terakhir)